Monday, December 30, 2013

#terbaikterbaik2013


Penghujung tahun 2013 tinggal sehari lagi. Waw tidak terasa ya 364 kurang 1 hari lagi kita sampai ke 2014. Wohoo! Tahun 2013 bukanlah tahun terbaik saya secara personal. Meskipun demikian, banyak cerita manis, kejadian seru dan kenangan yang membekas di tahun ini. Semua rasa bercampur jadi satu di tahun ini. Dan #terbaikterbaik2013 adalah,


#terbaikterbaik2013 versi konser


Menonton pertunjukan musik/konser memang tidak bisa dipisahkan dari hidup saya. Bisa dibilang mau susah, sedih, senang harus sempat nonton. Tahun 2013 terhitung beberapa konser besar maupun showcase telah saya tonton. Antara lain,
  • Love Garage 2013,  (Ra Ra Riot, YYY’s) , 7 Februari 2013
  • Ari Lasso (Dewa19 reuni), 23 Februari 2013
  • L’aphapha, Bottlesmoker (Two for Thursday @atamerica), 15 Maret 2013
  • Adhitia Sofyan, FLOAT (Two for Thursday @atamerica), 9 Mei 2013
  • Irreplaceable (Yovie and His Friends), 26 September 2013
  • Ballads of The Cliché, SORE (@atamerica), 28 September 2013
  • One Republic (Guinness Arthurs Day), 26 Oktober 2013

Selain konser musik, saya berkesempatan menonton pagelaran Ariah, 30 Juni 2013 di kawasan Monas. Pertama kali saya menonton pagelaran lesehan dan di Monas. Memorable sekali.

Alhamdulilah saya berkesempatan untuk menonton musisi/band favorit selama tahun 2013 ini. Kecuali batalnya saya menonton konser 30 tahun SLANK dikarenakan demam L. Untuk #terbaikterbaik2013, saya menyukai sekali segmen reuni Dewa19 di konser Ari Lasso, dimana personil awal memainkan beberapa lagu hits pada masanya seperti, Cinta Kan Membawamu, Elang, Restoe Bumi, Aku Disini Untukmu, Satu Hati, Cukup Siti Nurbaya dan Kangen. Sungguh suatu moment yang langka terjadi di panggung. Sangat suka saat Elang dan Aku Disini Untukmu dibawakan.

Khusus untuk Float, saya memang penasaran bagaimana performance band ini secara live. Saya mendengar lagu-lagu dari band ini pertama kali di film 3 Hari untuk Selamanya. Tak terhitung berapa ratus kali lagu “Sementara” saya mainkan di playlist. Kesempatan melihat langsung tidak saya sia-siakan dan penampilan mereka sangat santai tanpa cela. Sang vokalis terlihat rileks dan penontonnya pun memang pendengar setia band ini. Jadilah koor jamaah yang terjadi.

Irreplaceable atau Takkan Terganti sesungguhnya adalah judul lagu Kahitna yang juga dinyanyikan kembali oleh Marcell. Lagu ini juga menghiasi playlist saya dengan rekor ratusan kali putaran. Ini konser ketiga saya kalo tidak salah, sebelumnya Magical Journey of YW, Kahitna 25 Tahun dan terakhir Irreplaceable ini. Dari segi euphoria, memang ga bisa diperdebatkan lagi. Tiket sold out sebelum hari H. JCC penuh dengan penonton yang pastinya fans setia YW. Sing a long pastinya tercipta dari unjung tribun sampe festival. Highlights nya ending lagu Takkan Terganti yang dinyanyikan oleh Marcell, Andien, Raisa dan Mario. Spechless liat segmen ini. Adapula pembuatan lagu yang hanya diciptakan dalam hitungan menit. Marcell dan Rio Febrian bisa mengeksekusinya dengan sukses dan terkesan kocak. Untuk saya personal, greget konser ini agak kurang dibandingkan 25 Tahun Kahitna beberapa tahun silam. Ntah kenapa.

One Republic jelas saya akan tonton mengingat single terakhirnya “Counting Stars” senantiasa terdengar di radio maupun di kepala saya. Sang vokalis, Ryan Tedder juga dikenal piawai membuat lagu dengan lirik yang aduhai. Saya cukup takjub dengan show 1R ini. Belum pernah saya liat di konser manapun 2 monitor di kanan dan kiri panggung menyajikan lirik dari lagu yang sedang dimainkan. Ibaratnya penonton seperti ada di ruangan karaoke tapi bedanya si penyanyi secara live menyanyikan lagu yang ditampilkan. Hebat. Sewaktu lagu “Apologize”, saya sempat teringat akan cuplikan series Gossip Girl. Endingnya juga dramatis dengan confetti yang ditembakkan.

#terbaikterbaik versi makanan


Ayam Berkah, Soto Lidah Bening Pak Ace dan Pannacotta Etc. Ayam Berkah secara tidak sengaja saya temukan tempatnya di perjalanan menuju Blok M. Bentuknya bukan tenda seperti dulu, melainkan warung dan mulai buka dari jam 11.00. Ayamnya digoreng disajikan dengan sambel berwarna merah namun tidak pedas. Tambahan ati ampela membuatnya santapan semakin sedap.

Soto lidah bening Pak Ace ini sebenernya tidak sengaja saya temukan di Blok M Square. Kebetulan samping tempat soto ini adalah toko obat langganan. Terdapat pilihan soto dengan santan atau bening. Tidak cuma lidah, ada daging dan juga bermacam-macam varian. Soto bening saya coba lantaran santan membuatnya seperti soto betawi pada umumnya. Rasa soto ini enak apalagi kalo dimakan saat cuaca hujan. Comfort food indeed.

Pannaccota Etc sebenarnya gerai baru di mall Pasific Place. Lokasinya seberang Canteen-Aksara PP. Favorit saya Caramel dan Double Chocolate Pannaccota.

#terbaikterbaik versi sweet escape


2 tiket sudah ditangan sebelum tahun 2013 dimulai. Ambisius memang mengingat saat itu sedang ada potongan harga penerbangan. Destinasi pertama adalah Bali, April 2013. Perdana pergi dengan jadwal yang sudah disusun rapi dalam bentuk excel. Luar biasa ambisiusnya. Serunya, nyaris semua tempatnya belum pernah saya kunjungi (kecuali Jimbaran). Yang unik adalah kegiatan bersepeda di kawasan Kintamani. Anak-anak yang jarang olahraga susah payah mengayuh sepeda dengan trayek berliku. Di perjalanan ini saya menemukan tempat sunset favorit. Dulu saya selalu senang sunset di Ku de ta. Skrg saya suka sunset di El Cabron. Oia saya mencoba yang namanya Padlova di restoran Biku. Enak sekali. Kira-kira ada ngga ya di Jakarta?

Tiket selanjutnya yang saya pegang adalah ke Semarang, Mei 2013. Sesungguhnya tujuan utama adalah melihat moment Waisak di Borobudur. Kenapa Semarang? Karena saat itu tiket ke Yogyakarta lebih mahal. Alhasil saya dan beberapa teman roadtrip menuju Borobudur via Magelang. Di perjalanan, kami sempat ngemil tahu baxo Bu Pudjo, yang ternyata enak sekali. Kemudian saya makan es campur di Kedai Es Bu Enny, Magelang karena terinspirasi tayangan kuliner di tv. Tak sengaja, saya menemukan museum artistik OHD di jalan menuju kedai es tersebut. Pada kesempatan kali ini, hujan deras mengguyur kawasan Borobudur sehingga lampion tidak sempat diterbangkan pada saat itu. Namun demikian suasana Borobudur saat itu sulit untuk saya lupakan. Merinding saya dibuatnya. Sangat bagus. Sebelum pulang, kami sempat ke kuil Sam Po Kong.

Saya sangat senang dengan kedua perjalanan ini. Alasannya, karena ini kali pertama saya pergi dengan teman-teman baik saya. 


#terbaikterbaik versi lagu, film dan novel


Pompeii dari band Bastille menjadi lagu favorit saya di tahun ini. Iramanya upbeat dan membuat semangat jika tiap hari didengarkan. Khusus lagu dari dalam negeri, saya sangat suka Waktu (feat Glenn Fredly & Dira Sugandi) – Rifka Rachman Project. Liriknya bagus dan easy listening.

Film favorit saya tahun ini adalah Despicable Me 2. Minions-minions sangat menghibur setelah edisi banana potato. Kali ini mereka menyanyikan I Swear yang diplesetkan menjadi Underwear. Haha yang lebih serunya lagi, era memburu Happy Meal di McDonalds kembali terjadi lantaran hadiahnya adalah karakter  Minions. Saya punya 3 buah karakter. Haha

Oh yang perlu dicatat 9 tahun berlalu sejak Before Sunset, 18 tahun sejak Before Sunrise dan sekarang 9 tahun kemudian rilislah Before Midnight. Tentunya bagi penikmat film sebelumnya, kemunculan ini sangat ditunggu-tunggu. Jesse dan Celine kembali membuat kita berpikir dengan percakapan antar keduanya. Mengena dan penuh dengan refleksi hidup.

Novel yang baru saja saya tamatkan adalah 23 Epicentrum. Saya menemukan buku ini secara tidak sengaja minggu lalu di sebuah supermarket. Novel karangan Adenita ini menceritakan tentang 3 karakter (Awan, Prama dan Matari) yang berjibaku antara realita, hati, dan juga karir yang baru dibangun. Pertentangan batin dan juga permasalahan menjadi dasar dari novel ini. Perjalanan mata, hari dan hati sebagaimana dijabarkan di sampul belakang buku. Yang menarik adalah dialog-dialog dalam novel yang seperti tak asing ditelinga. Saya cukup banyak mendapat pelajaran berharga terutama tentang berbagi  dari novel ini.

#terbaikterbaik 2013


Tahun 2013 mempunyai banyak cerita dan pelajaran buat saya secara personal. Pelajaran tentang berusaha sebaik mungkin dalam berbagai macam hal, dan menerima keadaan yang terkadang tidak sesuai ekspektasi. Lebih tepatnya banyak belajar tentang mengelola ekspektasi pribadi. Perubahan adalah wajar adanya. Kenyataannya banyak yang berubah disekeliling kita. Keluarga dan teman baik tetap ada dan mendukung. Hal ini yang patut disyukuri. 

Akhirnya, saya percaya dan juga berharap,


2014, things will get better
AMIN









Sunday, December 01, 2013

My 2nd DIY Project


Kebetulan misi DIY Project kali ini bertepatan dengan acara year-end dinner yang dilaksanakan setiap tahunnya bersama beberapa teman. Ada semacam tradisi dimana kita saling bertukar kado dengan limitasi budget tertentu. Kado tersebut kemudian dibungkus dan ditukarkan berdasarkan undian yang telah diambil. Seru sekali mengingat kadang kado yang kita dapatkan sungguh tak terduga. Tahun lalu saya mendapatkan 2 buah kuteks NYX. Lumayan buat menggenapi koleksi kuteks.

Untuk tahun ini, beberapa minggu sebelum acara memang sudah dipersiapkan waktu khusus untuk membeli kado. Setelah beberapa ide muncul akhirnya kado sudah dipilih. Masalah muncul ketika sampai rumah saya lupa untuk membeli bungkus untuk kado tersebut. Terinspirasi setelah membaca Martha Steward Living edisi Desember, maka saya memutar otak untuk mencari bahan-bahan pembungkus kado. 

Saya teringat akan kotak yang dulunya wadah dompet dan juga kertas bermotif unik hasil koleksi saya semasa sekolah dulu. Dan prakarya pun dimulai. Berkat alat2 perekat dulu di kantor serta bantuan gunting serta alat tulis maka mulailah saya bergerilya menghias kotak tersebut.


Alat-alat yang digunakan : box, kertas pembungkus, gunting, double tape, pensil, penggaris dan penghapus.


Step 1 : Kertas pembungkus diukur sesuai ukuran box kemudian direkatkan menggunakan double tape.
Aplikasikan juga di sisi-sisi yang lain.

Step 2 : Rekatkan ujung-ujung bidang box dengan selotip tranpasaran

Asumsinya kotak ini nantinya bisa jadi wadah untuk menyimpan barang lainnya, bisa jadi untuk aksesoris. Et voila, akhirnya kotak wadah kado pun siap untuk diberikan pada acara dinner Jumat esok


Thursday, September 05, 2013

Waisak Trip

Hiasan Lampion di Sam Poo Kong
Trip ini hanya selang sebulan dari trip Bali sebelumnya, yaitu tanggal 25-26 Mei 2013. Tiket juga sudah dibeli jauh-jauh hari, bulan September 2012 kalau tidak salah. Sesungguhnya saya terinspirasi 2 hal, pertama kisah teman saya tahun sebelumnya ke Borobudur guna mengikuti prosesi Waisak dan kedua karena menonton Arisan2.

Maka berangkat lah saya dan 4 teman saya yang lain. Sabtu (25/5) pagi kami sudah berada di bandara SHIA dengan tujuan Semarang. Kenapa Semarang? Karena pada saat itu tiket tujuan Yogyakarta sudah melambung tinggi dari segi harga.  Rencananya kami akan mengambil jalan darat menuju Magelang pada hari yang sama. Sampai lah kami siang hari dan langsung menuju Magelang.

Di perjalanan yang saat itu sangat padat (kemungkinan besar semua orang memiliki tujuan yang sama), atas rekomendasi teman saya, Tanya, kami mencoba tahu baxo Bu Pudji di daerah Ungaran, Semarang. Kebetulan memang searah perjalanannya. Pertama kali mencoba dan saya jatuh hati. Sesungguhnya rasanya tak lain seperti gorengan tahu isi biasa tapi menurut saya tahu ini enak sekali rasanya.

Selanjutnya kami berhenti di kopi Banaran. Sekitar 2 setengah jam kemudian kami sampai di Magelang dan langsung menuju Hotel Sriti. Hotelnya cukup nyaman dan bersih. Beres-beres sejenak lalu kami mencari makan di dekat hotel, tepatnya di rumah makan “Es Eny”. Makanan disini mengingatkan saya pada masa kost dulu, dimana prasmanan makanannya. Dan yang paling menarik adalah es-es an yang disajikan, seperti es Cinderella, es kangen, es anti stress, es asmara, es tersanjung, es hatiku hatimu, es tenda biru, es biarkan ku sendiri, es jatuh cinta, es ini rindu dan es kemesraan. Yang saya sebutkan itu hanya sebagian dari nama es yang dijual. Menarik sekali. Namun karena dikejar waktu maka saya akan mencobanya esok hari.

Perjalanan dilanjutkan menuju Borobudur yang memakan waktu 30-45 menit. Cuaca agak mendung dan jas hujan sudah siap untuk dikeluarkan. Pertama kali masuk ke Borobudur memang sangat membuat merinding. Ratusan orang memanjatkan doa tak henti sampai hujan mengguyur tempat upacara. Benar-benar sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Lampion tidak jadi diterbangkan malam itu. Tidak masalah bagi kami mengingat kebersamaan yang utama. Kami menutup malam itu dengan minum wedang ronde dan menenggak tolak angin. Umur memang tak bisa berbohong. Hahaha

Keesokan harinya, sehabis breakfast saya memutuskan untuk mencoba es-es an dari rumah makan Es Eny. Segar sekali rasanya menikmati es serut dengan potongan buah segar.

Es Buah


Tak jauh dari lokasi rumah makan tersebut, saya sekilas melihat sebuah bangunan unik. Dengan berjalan kaki, saya pun tempat tersebut yang ternyata merupakan musem OHD. Sayang sekali saya hanya membawa uang pas-pasan dari hotel sehingga tidak bisa masuk ke dalam museum. Namun di taman dan toko buku serta kantinnya, desain ruangan sangat menarik hati.


OHD (tampak depan)


Lampu 


Tak lama, saya dan teman-teman meninggalkan Magelang untuk mengejar penerbangan dari Semarang. Melewati Ungaran, Semarang, kami mampir ke rumah makan Ibu Pudji. Kali ini tahu baxo disajikan di dalam bakso kuah. Nyam. Selanjutnya karena masi ada waktu, kami pergi ke Sam Poo Kong. Nuansa Waisak masi terasa karena beberapa orang terlihat sedang khusyuk berdoa. Akhirnya kami menuju bandara dan pulang ke Jakarta. Liburan cukup singkat namun penuh dengan hal-hal seru.








My First DIY Project


Awal Do It Yourself, DIY project ini sesungguhnya datang dari kebutuhan akan kalung guna menghiasi padu padan dalam berbusana, khususnya dress untuk pergi kawinan. Hampir tiap minggu selalu saja ada undangan pernikahan dari teman, sahabat dan kerabat. Mungkin memang sudah waktunya kali ya. Hahaha sudahlah.

Ada yang bilang “little black dress” merupakan items yang harus dan wajib dimiliki oleh perempuan dalam berbusana. Coba cek lemari Anda, pasti ada sedikitnya satu dress berwarna hitam. Terinspirasi pula oleh film Breakfast at Tiffany’s” dimana posternya memuat busana Audrey Hepburn dengan memakai kalung mutiara.  Saking inginnya kalung tersebut, saya berburu ke beberapa toko, sampai ke toko kerajinan tangan. Namun ketika saya ke Mayestik, iseng-iseng mencari bahan-bahan kalung ke Toko Maju.

Mutiara & Senar

 Pengait Kalung 


Toko ini cukup ajaib menurut saya. Segala hal dari renda, manik-manik sampai jarum pun ada. Kemudian saya menemui mas-mas nya guna menanyakan kalung tersebut. Untungnya si mas-mas yang saya tanyai cukup membantu dengan menyarankan untuk membeli senar, pengait dan juga sekotak mutiara. Wah senang sekali rasanya. Prakarya setelah sekian lama. Terakhir mungkin prakarya itu jaman SD-SMP. Hasilnya 2 kalung dan 1 gelang berhasil dibuat. Ihiy bahagia rasanya. Bahkan kalo saya bisa, saya ingin tinggal di dalam Toko Maju. Hahaha


2 kalung, 1 gelang


Mudah-mudahan DIY project ini berlangsung untuk hal-hal lainnya.

Tuesday, August 13, 2013

Cara Kita Melihat Dunia


Cerita ini bermula dari tayangan Nat Geo Adventure tentang Mega Food. Diceritakan bagaimana situasi dan kondisi dapur dengan chefnya di sebuah kapal pesiar yang berlayar 1 minggu lamanya. Saya jadi teringat dengan teman saya yang baru saja berlayar untuk menjadi bagian dari perjalanan semacam itu.
Perjalanan teman saya ini bermula dari Alaska dan berakhir di Asia. Teman saya ini, hanya bisa keluar dari kapal kalau tidak salah 1 kali 1 minggu dengan durasi 2 jam berkeliling di daerah singgah kapal.

Yang ada dalam benak saya adalah menjadi bagian dari perjalanan itu pastinya akan membuka cara pandang seorang pribadi dalam melihat dunia. Bahwa kesempatan untuk keluar dari zona nyaman dan menantang diri sendiri untuk pergi ke tempat yang belum pernah disinggahi akan mengubah pola pikir kita.

Terkadang hal kecil pun bisa merubah pola pikir kita dalam melihat dunia. Sebagai contoh, terkadang kita cenderung untuk mengejar kesenangan duniawi saja. Setiap harinya kita dimanjakan oleh iklan iklan tentang sale pusat perbelanjaan, hunian terkini, gadget terhandal dan mobil keluaran terbaru. Pikiran di kepala lalu berterbangan, besok ingin ini itu seperti yang ada di televisi. Nyatanya, kita terkadang melupakan bahwa hidup itu ibarat 2 sisi koin. Bahwa ada kehidupan lain yang berdampingan dengan kita dan membutuhkan perhatian.

Baru-baru ini saya melakukan puasa sosial media selama 1 bulan penuh. Mungkin karena jenuh juga dan ingin melakukan detox pikiran selama bulan puasa. Perbedaan cukup signifikan terjadi ketika saya tidak lagi disibukkan scrolling berita tiap saat. Selain itu, jam ntn tv pun dikurangi. Hasilnya cukup membuat saya lebih rileks. Lebih peka dengan keadaan sekitar, misalnya untuk bersosialisasi dgn orang rumah.  Uniknya lagi, jadwal tidur lebih teratur lataran kegiatan browsing tengah malam sudah jarang dilakukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini saya dan sebagian besar orang seakan haus akan informasi dan terjebak di dunia digital khususnya sosial media. Padahal dalam keseharian, ada dunia yg lebih dekat, yaitu orang-orang terkasih di lingkungan rumah dan juga teman dekat.

Ada baiknya kita berhenti sejenak dari rutinitas kita dan merefleksikan apa yang sebenernya terjadi disekitar kita. Mana yang penting, mana yang tidak. Memilah-milah skala prioritas dalam hidup. Karena seringkali kita terjebak dengan dunia yang kita buat sendiri. Ubah cara kita memandang hidup dari hal-hal kecil, bagi saya misalnya dengan mengurangi frekuensi mengecek akun sosial media.

Monday, May 20, 2013

Travel and Beyond : Bali

Sering kali status jejaring sosial kawan berbunyi :

"Duh, males packing"

Tersirat  dua hal, beneran males atau mau kasih tau kalo akan berlibur haha

Oh wait? Berlibur?? *ga boleh iri*


Pantai Sanur, September 2012

Mungkin ini menjadi hal yang diidam-idamkan pada saat skrg. Ketika kita sedang penat dengan pekerjaan atau sekedar mencari suasana baru. Dan saat ini bukan hanya sale di mall-mall terkemuka yang membuat gelap mata. Yang terjadi skrg adalah kepanikan ekstra di kalangan teman2 ketika menemukan berita sale tiket pesawat. Hasilnya 2 tiket ditangan hasil kekalapan sesaat dengan waktu penerbangan nyaris setahun kemudian. Antara puas dan akhirnya lupa kapan brangkatnya. haha

Terkadang sesuau yang impulsif menghasilkan 2 hal yang berbeda : kesenangan dan prahara. Kesenangan karena akhirnya bisa berlibur dengan tiket murah dan hebatnya bersama sahabat2. Prahara karena tiket dibeli dengan hasil kerja keras sebulan dan apesnya ketika pergi, uang jajannya pas2an. 

Terlepas dari itu semua, ada rasa kangen untuk pergi ke sebuah tempat baru dan melakukan kegiatan baru. Baru2 ini saya melakukan hal itu dengan naik sepeda yang jaraknya 21km dengan tanjakan yang aduhay, sampai2 teman saya minta tolong anak SD yang lewat untuk membantunya mendorong sepeda. Awalnya bike tour ini saya pikir akan sama dengan yang saya lihat di film Eat Pray Love. pengaruh Bali mgkn ya. Nyatanya, tipikal anak yang jarang olahraga, rasanya kaki ini mau patah *hiperbola*

Ubud, April 2013

Menariknya, bike tour ini serunya minta ampun. dimulai dari penjemputan si pemandu jam 6 pagi disaat mata masi beler. Lalu ke sebuah coffee plantation dan mencoba berbagai macam kopi dan minuman hangat lainnya. dilanjutkan makan pagi dengan view Gunung Batur. dan bike tour itu sendiri. Uniknya, selama perjalanan dengan sepeda, kita kan berhenti di tempat2 yang menarik dan dijelaskan mengenai seluk beluknya oleh si pemandu. Setelah nyaris 2 jam bersepeda kita diberi air mineral, pisang dan juga handuk dingin kemudian makan di rumah si pemandu. Ah serunya. 

Kapan lagi main sepeda dengan pemandangan kanan kiri sawah dan membayangkan diri ala Julia Roberts di Eat Pray Love. Ini benar2 perjalanan yang tidak akan saya lupakan. Memorable karena berhasil menyatukan teman2 dengan kesibukan maha dahsyat dan juga melewati banyak rapat perjalanan di malam hari. 

Selain bike tour yang aduhai ini masi ada hal yang tak terlupakan, yaitu Sunset di El Kabron dan aneka dessert terutama Padlova di Biku. Jatuh cinta gila2an sama keduanya. 


El Kabron, April 2013


Tiket satu sudah terpakai. Selanjutnya baru akan digunakan minggu depan. Semoga trip kali ini se-memorable ini juga. Amin