Tuesday, August 13, 2013

Cara Kita Melihat Dunia


Cerita ini bermula dari tayangan Nat Geo Adventure tentang Mega Food. Diceritakan bagaimana situasi dan kondisi dapur dengan chefnya di sebuah kapal pesiar yang berlayar 1 minggu lamanya. Saya jadi teringat dengan teman saya yang baru saja berlayar untuk menjadi bagian dari perjalanan semacam itu.
Perjalanan teman saya ini bermula dari Alaska dan berakhir di Asia. Teman saya ini, hanya bisa keluar dari kapal kalau tidak salah 1 kali 1 minggu dengan durasi 2 jam berkeliling di daerah singgah kapal.

Yang ada dalam benak saya adalah menjadi bagian dari perjalanan itu pastinya akan membuka cara pandang seorang pribadi dalam melihat dunia. Bahwa kesempatan untuk keluar dari zona nyaman dan menantang diri sendiri untuk pergi ke tempat yang belum pernah disinggahi akan mengubah pola pikir kita.

Terkadang hal kecil pun bisa merubah pola pikir kita dalam melihat dunia. Sebagai contoh, terkadang kita cenderung untuk mengejar kesenangan duniawi saja. Setiap harinya kita dimanjakan oleh iklan iklan tentang sale pusat perbelanjaan, hunian terkini, gadget terhandal dan mobil keluaran terbaru. Pikiran di kepala lalu berterbangan, besok ingin ini itu seperti yang ada di televisi. Nyatanya, kita terkadang melupakan bahwa hidup itu ibarat 2 sisi koin. Bahwa ada kehidupan lain yang berdampingan dengan kita dan membutuhkan perhatian.

Baru-baru ini saya melakukan puasa sosial media selama 1 bulan penuh. Mungkin karena jenuh juga dan ingin melakukan detox pikiran selama bulan puasa. Perbedaan cukup signifikan terjadi ketika saya tidak lagi disibukkan scrolling berita tiap saat. Selain itu, jam ntn tv pun dikurangi. Hasilnya cukup membuat saya lebih rileks. Lebih peka dengan keadaan sekitar, misalnya untuk bersosialisasi dgn orang rumah.  Uniknya lagi, jadwal tidur lebih teratur lataran kegiatan browsing tengah malam sudah jarang dilakukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini saya dan sebagian besar orang seakan haus akan informasi dan terjebak di dunia digital khususnya sosial media. Padahal dalam keseharian, ada dunia yg lebih dekat, yaitu orang-orang terkasih di lingkungan rumah dan juga teman dekat.

Ada baiknya kita berhenti sejenak dari rutinitas kita dan merefleksikan apa yang sebenernya terjadi disekitar kita. Mana yang penting, mana yang tidak. Memilah-milah skala prioritas dalam hidup. Karena seringkali kita terjebak dengan dunia yang kita buat sendiri. Ubah cara kita memandang hidup dari hal-hal kecil, bagi saya misalnya dengan mengurangi frekuensi mengecek akun sosial media.

No comments: