Thursday, September 05, 2013

Waisak Trip

Hiasan Lampion di Sam Poo Kong
Trip ini hanya selang sebulan dari trip Bali sebelumnya, yaitu tanggal 25-26 Mei 2013. Tiket juga sudah dibeli jauh-jauh hari, bulan September 2012 kalau tidak salah. Sesungguhnya saya terinspirasi 2 hal, pertama kisah teman saya tahun sebelumnya ke Borobudur guna mengikuti prosesi Waisak dan kedua karena menonton Arisan2.

Maka berangkat lah saya dan 4 teman saya yang lain. Sabtu (25/5) pagi kami sudah berada di bandara SHIA dengan tujuan Semarang. Kenapa Semarang? Karena pada saat itu tiket tujuan Yogyakarta sudah melambung tinggi dari segi harga.  Rencananya kami akan mengambil jalan darat menuju Magelang pada hari yang sama. Sampai lah kami siang hari dan langsung menuju Magelang.

Di perjalanan yang saat itu sangat padat (kemungkinan besar semua orang memiliki tujuan yang sama), atas rekomendasi teman saya, Tanya, kami mencoba tahu baxo Bu Pudji di daerah Ungaran, Semarang. Kebetulan memang searah perjalanannya. Pertama kali mencoba dan saya jatuh hati. Sesungguhnya rasanya tak lain seperti gorengan tahu isi biasa tapi menurut saya tahu ini enak sekali rasanya.

Selanjutnya kami berhenti di kopi Banaran. Sekitar 2 setengah jam kemudian kami sampai di Magelang dan langsung menuju Hotel Sriti. Hotelnya cukup nyaman dan bersih. Beres-beres sejenak lalu kami mencari makan di dekat hotel, tepatnya di rumah makan “Es Eny”. Makanan disini mengingatkan saya pada masa kost dulu, dimana prasmanan makanannya. Dan yang paling menarik adalah es-es an yang disajikan, seperti es Cinderella, es kangen, es anti stress, es asmara, es tersanjung, es hatiku hatimu, es tenda biru, es biarkan ku sendiri, es jatuh cinta, es ini rindu dan es kemesraan. Yang saya sebutkan itu hanya sebagian dari nama es yang dijual. Menarik sekali. Namun karena dikejar waktu maka saya akan mencobanya esok hari.

Perjalanan dilanjutkan menuju Borobudur yang memakan waktu 30-45 menit. Cuaca agak mendung dan jas hujan sudah siap untuk dikeluarkan. Pertama kali masuk ke Borobudur memang sangat membuat merinding. Ratusan orang memanjatkan doa tak henti sampai hujan mengguyur tempat upacara. Benar-benar sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Lampion tidak jadi diterbangkan malam itu. Tidak masalah bagi kami mengingat kebersamaan yang utama. Kami menutup malam itu dengan minum wedang ronde dan menenggak tolak angin. Umur memang tak bisa berbohong. Hahaha

Keesokan harinya, sehabis breakfast saya memutuskan untuk mencoba es-es an dari rumah makan Es Eny. Segar sekali rasanya menikmati es serut dengan potongan buah segar.

Es Buah


Tak jauh dari lokasi rumah makan tersebut, saya sekilas melihat sebuah bangunan unik. Dengan berjalan kaki, saya pun tempat tersebut yang ternyata merupakan musem OHD. Sayang sekali saya hanya membawa uang pas-pasan dari hotel sehingga tidak bisa masuk ke dalam museum. Namun di taman dan toko buku serta kantinnya, desain ruangan sangat menarik hati.


OHD (tampak depan)


Lampu 


Tak lama, saya dan teman-teman meninggalkan Magelang untuk mengejar penerbangan dari Semarang. Melewati Ungaran, Semarang, kami mampir ke rumah makan Ibu Pudji. Kali ini tahu baxo disajikan di dalam bakso kuah. Nyam. Selanjutnya karena masi ada waktu, kami pergi ke Sam Poo Kong. Nuansa Waisak masi terasa karena beberapa orang terlihat sedang khusyuk berdoa. Akhirnya kami menuju bandara dan pulang ke Jakarta. Liburan cukup singkat namun penuh dengan hal-hal seru.








No comments: